Saya ikhlas menerima Pak
Imron, demi ketentraman keluarga istri saya. Tapi yang terjadi diluar
perhitungan saya. Istri saya marah besar kepada saya. Saya dituduh penghianat,
tidak mau membela istri. Besoknya istri pergi dari rumah tanpa pamit tapi malam(nya)
sudah kembali. Istri mengajukan diri untuk dicerai.
Sampai sekarang istri masih
sangat marah, tidak mau diajak berhubungan, bahkan saya disuruh membeli kalau
kepingin. ... Saya harus bagaimana Pak Imron?”.
Saudaraku yang dicintai
Allah...,
Bagaimanapun situasi yang
kita hadapi dalam mengarungi bakhtera kehidupan berumah tangga, tentunya akan
lebih baik jika kita mengambil sikap untuk lebih berhati-hati. Jangan sampai mengambil
keputusan dalam keadaan marah. Apalagi sampai keluar kata “cerai” dari mulut
kita. Karena orang yang sedang marah, sesungguhnya dia bukanlah dirinya yang
sebenarnya. Tetapi dia telah menjadi sosok lain yang telah
dikendalikan oleh syaitan. Na’udzubillahi mindzalika!
Saudaraku…,
Jika kita dihadapkan pada
situasi yang sangat sulit yang telah memancing amarah kita, maka lebih baik
kita diam seribu bahasa / jangan sampai mengambil keputusan vital. Biarkan
situasi yang sedang panas itu reda terlebih dahulu, baru setelah itu bicarakan
masalah yang dihadapi secara baik-baik.
Saudaraku mengatakan bahwa istri minta cerai?
Santai saja, wahai saudaraku.
Selama kita masih menjalankan kewajiban kita sebagai suami dengan baik serta tidak
sedikitpun kata “cerai” terucap dari mulut kita, maka sampai kapanpun proses
perceraian itu tak bakal terjadi. Bahkan sang istri telah jatuh dalam perbuatan
nusyuz.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللهُ
بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ
قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ وَالَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ
فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ
أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيًّا
كَبِيرًا ﴿٣٤﴾
“Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,
ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya*, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah** mereka. Kemudian
jika mereka menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. An
Nisaa’. 34).
*) Yang dimaksud dengan
nusyuz adalah kesombongan istri, seperti menolak suaminya dari jima’
(bersetubuh) atau menyentuh badannya atau menolak pindah bersama suaminya atau
menutupi pintu terhadap suaminya yang mau masuk atau minta cerai atau keluar
dari rumah tanpa ijin dari suaminya (tentunya semuanya itu jika tanpa disertai
dengan alasan yang dibenarkan agama).
**) Memukul di sini adalah
memukul dengan pukulan yang tidak sampai melukai fisik sang istri, ditujukan
agar sang istri segera menghentikan perbuatannya tersebut.
Saudaraku mengatakan bahwa sampai
sekarang istri masih sangat marah?
Santai saja, wahai saudaraku.
Jika istri masih marah, biarkan saja sampai dia capek dengan kemarahannya.
Ingat, bahwa orang yang marah itu memerlukan energi yang besar. Sehingga
bisa dipastikan bahwa seseorang tidak akan mampu untuk terus-menerus dalam
keadaan marah. Sabar saja, wahai saudaraku. Biarkan situasi yang sedang panas itu reda
terlebih dahulu, setelah itu bicarakan masalah yang dihadapi secara baik-baik.
Untuk menguatkan saudaraku,
ketahuilah bahwa sesungguhnya hidup ini teramat indah. Selama kita hidup di
dunia ini, tidak ada kesedihan yang berlangsung terus-menerus. Tidak ada
kesulitan yang berlangsung terus-menerus. Demikian juga sebaliknya, tidak ada kesenangan
yang berlangsung terus-menerus. Tidak ada pula kebahagiaan yang berlangsung
terus-menerus.
Saudaraku…,
Perhatikanlah rangkaian
peristiwa yang kita alami sepanjang perjalanan hidup ini. Terkadang
kita dapat merasakan bahagianya hidup ini, juga perasaan senang. Sedangkan pada
saat yang lain kita juga merasakan sulitnya hidup ini. Begitu seterusnya,
perasaan sedih, gembira, terharu, bahagia, dst. silih berganti, sehingga
menjadikan hidup ini terasa lebih bermakna, tidak monoton dan membosankan. Hingga
akhirnya, barulah kita semua menyadari bahwa ternyata hidup ini teramat indah.
Saudaraku mengatakan bahwa
sampai sekarang istri masih sangat marah, tidak mau diajak berhubungan, bahkan
saudaraku disuruh membeli kalau kepingin?
Biarkan saja dahulu, sampai
marahnya reda. Sebagai manusia yang normal, secara naluriah kedua belah pihak
sama-sama membutuhkannya, saudaraku. Jadi santai saja. Untuk sementara ini,
saudaraku bisa menekan keinginan tersebut dengan menyibukkan diri dengan
berbagai kegiatan positif. Yakinlah jika pada akhirnya istri juga nggak akan
kuat menahan keinginannya.
Dan jika
pada akhirnya sang istri sudah mulai menyadari kesalahannya kemudian mulai
belajar untuk berubah ke arah yang lebih baik, sebaiknya maafkanlah
kesalahannya. Semoga kelapangan dada kita dalam menghadapi keadaan yang
demikian sulit ini, dapat dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan sehingga
dapat menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Amin!
Saudaraku
mengatakan bahwa Si Bungsu sering memutar balikkan kata-kata?
Jika
memang demikian keadaannya, maka untuk sementara waktu sebaiknya hindari dahulu
pertemuan dengannya. Tunggu sampai kondisi keluarga stabil. Baru setelah itu,
saudaraku bisa mendatangi Si Bungsu (beserta keluarga istri / mertua) dengan
baik-baik untuk membahas kasus tersebut dengan baik-baik pula.
Jika pada
akhirnya mereka menyadari kesalahannya kemudian mulai belajar untuk berubah ke
arah yang lebih baik, sebaiknya maafkanlah kesalahannya. Semoga
kelapangan dada kita dalam menghadapi keadaan yang demikian sulit ini, dapat
dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan sehingga dapat menambah ketakwaan
kita kepada-Nya.
Namun jika
ternyata mereka tetap seperti sekarang (bahkan kondisinya semakin memburuk)
sehingga saudaraku tidak mampu lagi untuk memaafkan kesalahan mereka, maka
kembalikan semua urusan ini hanya kepada-Nya. Yakinlah, bahwa Allah akan
memberikan keputusan terbaik diantara kita. Karena Allah adalah Tuhan Yang Maha
Bijaksana, sebagaimana janji-Nya dalam Al Qur’an surat Al An’aam ayat 18:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ
عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ ﴿١٨﴾
”Dan
Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah
Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al An’aam. 18).
Demikian yang bisa
kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Juga
mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar