Firaun
Tutankhamun adalah firaun yang paling terkenal sepanjang sejarah.
Tutankhamun adalah Firaun ke-12 dari dinasti Eighteenth Mesir.
Tutankhamun memerintah dari
1334-1323 SM, dan selama periode itu dikenal sebagai 'Kerajaan Baru'.
Firaun Tutankhamun memiliki nama asli, yaitu 'Tutankhaten' yang berarti
"Gambar Hidup Aten". Sementara
Tutankhamun berarti 'Gambaran Hidup Amun'.
Tutankhamun mulai memerintah pada usia 9 tahun, dan merupakan raja
mesir kuno termuda sepanjang sejarah mesir. Tetapi pemerintahannya
memegang tanggung jawab besar dan harus diteruskan pada penggantinya.
Meskipun demikian, Tutankhamun yang paling terkenal dari Firaun yang
menguasai mesir sebelumnya memiliki julukan sebagai 'King Tut'.
Makamnya ditemukan pada tahun 1922
oleh Howard Carter dan menerima liputan pers di seluruh dunia, sehingga
memicu
kepentingan publik yang baru di Mesir Kuno
Tutankhamun menikah dengan Ankhesenpaaten, putri Akhenaten yaitu saudara perempuannya sendiri. Ankhesenpaaten juga mengubah namanya dari akhiran 'ATEN' untuk mengakhiri 'Amun', menjadi Ankhesenamun. Tutankhamun meninggal pada usia 19 oleh cedera kepala. Banyak menduga bahwa dia dibunuh. Dia dimakamkan di Lembah Para Raja.
Selama dua tahun, sejumlah ilmuwan di Mesir menyelidiki mumi dari raja yang berusia 19 tahun itu untuk mengkaji darah dan DNA. Mereka menemukan parasit malaria dalam darahnya.
Sejak makam Tutankhamun ditemukan oleh Howard Carter di Lembah Raja pada 1922, para ilmuwan mengungkap berbagai spekulasi tentang penyebab kematiannya. Beberapa ilmuwan berpendapat raja yang masih berusia 19 tahun itu tewas karena jatuh dari kereta kudanya dan ada yang berpendapat bahwa dia sebenarnya dibunuh.
"Hal penting lain yang menyebabkan kematiannya adalah malaria yang akut yang ditemukan berdasarkan tes DNA," kata Dr Zahi Hawass. Namun ada pula yang mengatakan Tutankhamun menderita penyakit yang amat jarang yang menyerang keluarganya karena dia meninggal pada usia amat muda dan tidak meninggalkan ahli waris.
Dua diantara mumi yang diteliti dengan menggunakan sidik jari genetis diperkirakan merupakan nenek dan ayahnya. Hasil penyelidikan mengukuhkan Raja Tutankhamun kemungkinan menderita penyakit turunan berupa penyakit tulang yang menyerang kaki yang disebut 'Kohler II'.
Namun peneliti juga menemukan bekas-bekas parasit malaria di darahnya sehingga menyimpulkan malaria bersama dengan luka di kakinya yang tidak sembuh itu telah menyebabkan kematiannya.
Pada saat Howard Carter mencoba menggali selama sepuluh tahun, kemajuan terakhir yang ditemukan hanyalah potongan pakaian dan bongkahan batu yang bertuliskan nama Tutankhamun, dan jejak yang mengarah pada masa pemerintahan firaun berusia 18 tahun itu.
Tutankhamun menikah dengan Ankhesenpaaten, putri Akhenaten yaitu saudara perempuannya sendiri. Ankhesenpaaten juga mengubah namanya dari akhiran 'ATEN' untuk mengakhiri 'Amun', menjadi Ankhesenamun. Tutankhamun meninggal pada usia 19 oleh cedera kepala. Banyak menduga bahwa dia dibunuh. Dia dimakamkan di Lembah Para Raja.
Selama dua tahun, sejumlah ilmuwan di Mesir menyelidiki mumi dari raja yang berusia 19 tahun itu untuk mengkaji darah dan DNA. Mereka menemukan parasit malaria dalam darahnya.
Sejak makam Tutankhamun ditemukan oleh Howard Carter di Lembah Raja pada 1922, para ilmuwan mengungkap berbagai spekulasi tentang penyebab kematiannya. Beberapa ilmuwan berpendapat raja yang masih berusia 19 tahun itu tewas karena jatuh dari kereta kudanya dan ada yang berpendapat bahwa dia sebenarnya dibunuh.
"Hal penting lain yang menyebabkan kematiannya adalah malaria yang akut yang ditemukan berdasarkan tes DNA," kata Dr Zahi Hawass. Namun ada pula yang mengatakan Tutankhamun menderita penyakit yang amat jarang yang menyerang keluarganya karena dia meninggal pada usia amat muda dan tidak meninggalkan ahli waris.
Dua diantara mumi yang diteliti dengan menggunakan sidik jari genetis diperkirakan merupakan nenek dan ayahnya. Hasil penyelidikan mengukuhkan Raja Tutankhamun kemungkinan menderita penyakit turunan berupa penyakit tulang yang menyerang kaki yang disebut 'Kohler II'.
Namun peneliti juga menemukan bekas-bekas parasit malaria di darahnya sehingga menyimpulkan malaria bersama dengan luka di kakinya yang tidak sembuh itu telah menyebabkan kematiannya.
Pada saat Howard Carter mencoba menggali selama sepuluh tahun, kemajuan terakhir yang ditemukan hanyalah potongan pakaian dan bongkahan batu yang bertuliskan nama Tutankhamun, dan jejak yang mengarah pada masa pemerintahan firaun berusia 18 tahun itu.
Kemudian penggalian dilanjutkan oleh seorang
mandornya bernama Ali yang melaporkan penemuan sebuah tangga batu yang
menurun di sekitar kompleks itu. Penggalian dilanjutkan selama dua hari
dan tangga batu itu jelas terlihat mengarah pada satu pintu tertutup.
Lord Carnarvon pun ditelegram memberitahu bahwa pintu makam Tutankhamen
sudah ditemukan. Setelah Carnarvon tiba di lokasi, dua hari kemudian
pintu batu menuju makam berhasil dibuka. Didalamnya terdapat lorong
dengan serakan bebatuan berhias hiroglif Mesir Kuno di dinding menuju
pintu berikutnya.
Carter mencoba membuka pintu batu dengan memahat celahnya. Setelah menggeser beberapa bongkah batu, ia membuat sebuah lubang kecil. Dari celah itu ia memasukkan lilinnya untuk mengintip ke dalam ruangan yang gelap di balik pintu. Apa yang dilihatnya membuatnya diam takjub selama beberapa saat. Ia telah menemukan makam yang ia cari selama dua puluh tahun terakhir, yakni makam Firaun Tutankhamun .
Howard Carter yang menemukan situs makam Firaun Tutankhamun ini menjadi berita besar yang mengehbohkan dalam sejarah arkelog masa itu. Penemuan ini dinobatkan sebagai temuan arkelogi paling menakjubkan di abad 20.
Temuan kompleks makam lengkap dengan artefak dan harta peninggalan firauan yang masih utuh, mummi, situs, dan semua yang berada di dalam makam itu masih tersegel dan belum pernah disentuh siapa pun setelah pemakamannya 3.300 tahun yang lalu. Saat pertama kali menemukan ruang makam bawah tanah itu, H Carter melihat bahwa ruangan itu dilapisi emas murni yang kuning berkilau. Di dalam ruangan itu terdapat 4 lubang kubur dengan masing-masing peti mati batu didalamnya.
Ruangan itu tertata baik dengan beberapa pot bunga, singgasana bertahta permata, baju-baju kerajaan, beberapa set alat rumah tangga, pisau dan senjata, patung berbentuk aneh, dan beberapa peti harta.Didalam peti mati itu terdapat mummi yang disegel dengan nama Tutankhamun. Peti matinya terdiri dari tiga lapisan. Dan lapisan paling terakhir terbuat dari lempengan emas murni berukir. Mummi firaun itu dibalut kain kafan putih berlapis permata, bagian wajah ditutup topeng emas berhias permata, dan di bagian dadanya terdapat kalungan bunga yang warnanya masih “segar”.
Temuan makam firaun ini adalah yang terlengkap dalam sejarah. Satu-satunya situs (saat itu) yang belum dijarah dan terjamah manusia. Sampai akhirnya ekpedisi H Carter dan Carnarvon menemukan dan membuka segel firaun yang sudah terkubur ribuan tahun itu.
Carter mencoba membuka pintu batu dengan memahat celahnya. Setelah menggeser beberapa bongkah batu, ia membuat sebuah lubang kecil. Dari celah itu ia memasukkan lilinnya untuk mengintip ke dalam ruangan yang gelap di balik pintu. Apa yang dilihatnya membuatnya diam takjub selama beberapa saat. Ia telah menemukan makam yang ia cari selama dua puluh tahun terakhir, yakni makam Firaun Tutankhamun .
Howard Carter yang menemukan situs makam Firaun Tutankhamun ini menjadi berita besar yang mengehbohkan dalam sejarah arkelog masa itu. Penemuan ini dinobatkan sebagai temuan arkelogi paling menakjubkan di abad 20.
Temuan kompleks makam lengkap dengan artefak dan harta peninggalan firauan yang masih utuh, mummi, situs, dan semua yang berada di dalam makam itu masih tersegel dan belum pernah disentuh siapa pun setelah pemakamannya 3.300 tahun yang lalu. Saat pertama kali menemukan ruang makam bawah tanah itu, H Carter melihat bahwa ruangan itu dilapisi emas murni yang kuning berkilau. Di dalam ruangan itu terdapat 4 lubang kubur dengan masing-masing peti mati batu didalamnya.
Ruangan itu tertata baik dengan beberapa pot bunga, singgasana bertahta permata, baju-baju kerajaan, beberapa set alat rumah tangga, pisau dan senjata, patung berbentuk aneh, dan beberapa peti harta.Didalam peti mati itu terdapat mummi yang disegel dengan nama Tutankhamun. Peti matinya terdiri dari tiga lapisan. Dan lapisan paling terakhir terbuat dari lempengan emas murni berukir. Mummi firaun itu dibalut kain kafan putih berlapis permata, bagian wajah ditutup topeng emas berhias permata, dan di bagian dadanya terdapat kalungan bunga yang warnanya masih “segar”.
Temuan makam firaun ini adalah yang terlengkap dalam sejarah. Satu-satunya situs (saat itu) yang belum dijarah dan terjamah manusia. Sampai akhirnya ekpedisi H Carter dan Carnarvon menemukan dan membuka segel firaun yang sudah terkubur ribuan tahun itu.
sumber : warisan dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar