Assalamu’alaikum bu guru,..itu doa
anak-anak kelas 1B yang sekaligus sebagai kalimat sapaan buat saya di setiap
pagi,tidak lupa bersalaman cium tangan bu guru dan yang lebih dari itu anak-
anak selalu menshadaqahkan senyum mereka untuk bu guru.Subhanallah,..itu yang
rutin dilakukan setiap pagi dan menjelang pulang. Ketika sedang asyiknya mengajar
tiba tiba seorang anak mendekat, sambil menangis si anak berkata : “ bu
guru aku diganggu sama si fulan..hix hix..pensilku direbut, buku tulisku
dicoret-coret..hix hix..dan terhentilah pembelajaran sebentar karena harus
mengkondisikan anak yang menangis dengan anak yang iseng meminjam barang temannya tanpa ijin. Taushiyah
untuk semua anak agar mereka paham tentang adab meminjam barang kepada teman.
Itu sepenggal kisah dari sekian
banyak kisah yang terjadi di kelas bawah.Dalam buku Mendidik dengan hati karya Imam
Hasan Al Bana, dijelaskan bahwa seorang pendidik ibaratnya hendaklah bisa
berperan sebagai dokter, dia menerima banyak pasien, memeriksa sakitnya dan
kemudian memberi obat yang cocok dengan sakitnya.Dari banyak pasien tentunya
berbeda sakit dan jenis obatnya.Begitu juga guru,walaupun tidak menguasai dari
disiplin ilmu psykologi tapi dari pengalaman mengajar dengan banyak kasus yang
terjadi pada anak-anak maka akan bisa mengambil tindakan yang tepat dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi pada anak-anak.Dinamika dalam proses belajar
mengajar hampir semua sama, terutama pembelajaran kelas bawah. Suka duka selalu
ada membersamai tergantung bagaimana guru mensikapi. Sikap negative guru akan berdampak kepada
hasil pembelajaran, bahwa anak – anak akan selalu sulit buat kita. Tapi
sebaliknya sikap positif guru akan menjadikan motivasi buat anak bahwa mereka
bisa melakukan dan senantiasa bersemangat untuk bisa.
Dengan kondisi keberagaman karakter
anak, guru akan semakin tertantang untuk bisa menyelesaikan dari kasus
masing-masing anak.Tipe tidak percaya diri, bagaimana menumbuhkan rasa untuk
percaya diri bahwa mereka sebenarnya bisa melakukan itu.Tipe anak yang suka
menangis, guru selalu membesarkan hatinya bahwa bu guru akan ada bersama
anak-anak. Begitulah yang terjadi pada anak, dengan latar belakang keluarga
yang berbeda akan terlihat karakter yang berbeda pula.Guru adalah figure bagi
anak-anak didiknya, apa yang dilakukan guru menjadi potret bagi diri guru
tersebut.Bahkan orang tua siswa terkadang merasa pendapatnya kurang didengar
anak karena bu guru tidak mengajarkan seperti orang tuanya. Ada juga orang tua
yang mengajak proaktif bekerja sama untuk keberhasilan anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar