Kata-kata
tadi meluncur dari seorang teman yang menjalin hubungan dengan suami
seseorang dan kemudian mengalami perlakuan yang tidak sedap (wauw!
Bahasanya vintage sekali ya-red) dari si istri pria tersebut. Teman saya
ini, sebut saja namanya Dewi, sudah menjalin hubungan dengan Donny
selama 1 tahun.
Awalnya
Dewi tidak tahu kalau Donny sudah bekeluarga. Yah wajar, kan waktu
kenalan, Donny tidak bilang “Hai, saya Donny, saya sudah punya istri dan
anak satu, tapi kamu tetep mau nggak pacaran sama saya?,” hehehe…..
Tapi semakin lama kok semakin dalam ya perasaan yang tumbuh diantara
mereka (sumur kali dalem-red). Kalau anda menjadi istri si Donny, bagaimana perasaan anda? (pertanyaan ini persis kayak pertanyaan reporter salah satu TV kalau lagi ada liputan korban bencana ya?).
Analogi Kucing – Ikan Asin dan Meja
Saya bertanya pada seorang teman pria, eksekutif muda tampan yang memang player, dulunya, sebelum sekarang menjadi anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Istri-red). Semula saya kira dia sayang sama istrinya, nggak tahunya dia takut, ealaaaahhhhh….
Teman
saya itu memberikan perumpamaan yang aneh, yaitu trilogi antara :
Kucing, Meja dan Ikan asin. Ikan asin, baunya kemana-mana, enak
dipandang (oleh kucing tentunya-red) dan rasanya lezat. Tentu Ikan asin
ini menjadi primadona di kalangan para kucing, tidak terkecuali para
kucing yang sudah tidak single lagi.
Nah
sekarang tergantung mejanya. Kalau ikan asin tadi ditaruh di meja yang
rendah – pasti dua juta kucing dengan gampangnya mengembat si ikan asin
tadi. Namun apabila si ikan asin ditaruh diatas meja yang tinggi dan
tidak teraih oleh kucing tadi, maka dia akan selamanya menjadi
‘legenda’, akan sebuah ikan asin yang cantik, harum – tapi sulit diraih.
Jadi teman saya tadi menganalogikan bahwa; kalau wanita tadi memang cantik ibarat ikan asin (sounds wrong ya-red), dan dia menjadi primadona, maka wanita tadi hendaknya menghargai dirinya sendiri agar tidak gampang diembat (sounds wrong, again-red) oleh para kuc…eh…pria. Apabila wanita tadi pintar menjaga diri (ini dilambangkan sama meja tadi-red) maka kucing manapun biar kata dia kucingnya Presiden pun tidak mampu meraih si ikan as….eh…wanita tadi (sampai sini penulis bingung sendiri-red). Tapi kira-kira begitulah….
Saya, yang pernah diselingkuhi berkali-kali ini, #eaaa #curcol,
selalu menganggap hadirnya orang ketiga sebagai pelengkap pasangan
saya, atas hal yang tidak bisa saya berikan kepadanya. Misalnya, yang
paling gampang adalah waktu dan mungkin juga romantisme. Saya tidak bisa
memberi banyak waktu dan romantisme kepada pasangan saya yang selingkuh
tadi – dia juga tidak bisa memberikan kesetiaan kepada saya. Dan pada
suatu titik, dimana kami berpikir bahwa keduanya tidak merasa berdua
untuk melengkapi lagi, kemudian kami berpisah baik-baik. Sakit sih. Tapi
kan kita semua bisa move-on kearah yang lebih baik. Merdeka! Hahaha….. I guess the heart and head don’t always fly on the same path!
Namun
seperti lagu Pak Basofi Sudirman, tak semua laki-lakiiiii……. begitulah
kira-kira liriknya, tidak semua pria seperti kucing tadi. Kucing
baik-baik juga ada, jadi carilah kucing baik-baik tadi sampai dapat.
Kalau sudah dapat disayang-sayang dan jangan disiksa ya kucingnya (misalnya : disuruh antar jemput kemana-mana, atau dimatrein sama ikan asin, eh… ya begitu…. à ini pesan dari kucing yang juga teman saya, #pesansponsor #eaaa)
It Takes Two To Tango
Ketika
seorang teman wanita (yang identitasnya tidak bisa saya ungkap karena
saya masih pingin selamat-red) berapi-api menyalahkan seorang wanita
yang dituduhnya ‘mengembat’ suaminya. Saya mencoba (walau akhirnya saya
ditoyor habis-habisan-red) untuk mengerti dari pihak si wanita tadi.
Pendapat saya, kalau si wanita tadi tidak tahu awalnya si laki-laki ini sudah beristri dan akhirnya beberapa waktu kemudian (wanita kan biasanya pakai hati, biasanya lho yaaa, walau beberapa sih pakai bodi-red)
jatuh cinta beneran pada si laki-laki ini ; saya rasa tidak seratus
persen salah si wanita tadi. Kan si pria pada waktu kenalan nggak bilang
“Hallo, saya sudah punya istri lho, tapi kamu mau khan pacaran sama
saya?,” hehehe. Tapi beda kalau memang si wanita itu sudah tahu kondisi
awal si laki-laki tadi dan tetap kekeuh berusaha mendapatkannya – dan
gayung bersambut (vintage banget bahasanya-red) ; maka yang salah adalah kedua-duanya secara adil.
Anyone can make a mistake and everyone deserves a second chance.
Lalu bagaimana? Kalau sudah keburu ketahuan dua-duanya bersalah adalah
menurut saya (yang bukan siapa-siapa ini, walau saya kece berat-red)
dengan tidak mencari dan mengungkit-ungkit kesalahan pria tadi. Sebagai
wanita kita juga harus berbesar hati menerima kondisi pasangan yang apa
adanya (termasuk kesalahannya), refleksi diri dan kemudian move-on.
Move on kearah mana? Ya
itu kembali pada diri masing-masing. Apabila laki-laki tadi berkenan
bertobat dan merubah kelakuannya, dan itu terlihat jelas pada sikapnya –
yah tentunya dia patut mendapatkan kesempatan kedua. Tapi apabila sudah
tidak ada sikap saling ingin memperbaiki, ya, itu terserah kepada anda
saja, saya tidak mau memberi pendapat sebab saya takut kualat (jujur banget-red).
Apakah
saya pernah menjadi orang ketiga dalam suatu relationship? Ya, saya
pernah dan saya tidak bangga sama sekali. Akhirnya saya akhiri karena
saya tidak mau menyakiti sesama perempuan. Saya sangat percaya karma itu
ada. Sakit memang. Tapi pada prinsipnya, saya percaya,
perempuan janganlah menyakiti sesama perempuan. Kenapa? Karena kita
semua lahir dari seorang perempuan. Dan tidak ada seorang perempuan pun
di dunia ini yang mengajarkan anak perempuannya untuk menjadi orang
ketiga (kecuali perempuan tadi agak sinting -red).
Tempat Parkir
Mencari
jodoh di kota metropolitan ini ibarat mencari parkir di mall yang rame
sabtu sore di tanggal muda. Tempat parkir yang strategis tentu sudah ada
yang punya, namun bukan berarti tempat parkir strategis lainnya sudah
terisi. Bisa juga valet parking (alias minta dijodohin teman-red) apabila
sudah menyerah mencari tempat parkirmu sendiri. Cuma tentu saja, jangan
ngerepotin si teman tadi dengan angkuh ya, seperti misalnya memberi
banyak ketentuan ke si ‘tukang valet’ tadi. Dia juga bisa saja malas
mencarikanmu tempat parkir yang strategis. See what I mean here? No? Me neither….hahahaha….. Sabar sayang, semua pasti indah pada waktunya… J
Ada pula teman saya yang saking stressnya dia bilang “Ah! Nonsense! All the good guys are either taken or they’re gays…” dan kemudian saya tanggapi dengan “Well, I know some of the bad gays too…,” sebelum akhirnya saya ditoyor habis-habisan olehnya.
“Cisca, I think my boyfriend is cheating on me,”
ujar seorang teman wanita pada suatu sore. Dengan cuek saya menjawab
“Kamu tahu dengan siapa dia selingkuh?,” dan sambil menghela nafas,
teman saya itu berkata, “ Dia selingkuh dengan ‘laki-laki’ lain, if you know what I mean….,” dan kemudian suasana #mendadakhening……
Good luck in love and life!
xoxo,
sumber :
apa kata cisca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar