Jumat, 27 Juli 2012

Erosi wilayah hulu berdampak berkurangnya kapasitas waduk

Baca Coy .............

Waduk Cirata dilihat dari ketinggian, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (21/2). Waduk Cirata yang memiliki 62 km persegi tersebut airnya menjadi sumber energi utama yang diolah PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Cirata untuk memutar turbin pembangkit tenaga listrik sebanyak 8 unit. (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean) ()
Diperlukan pembuktian ilmiah teknis mengingat sudah terjadinya banjir dan kekeringan di beberapa tempat yang cadangan airnya seharusnya selalu terjaga karena adanya fasilitas atau infrastruktur bendungan dan waduknya.
Jakarta (ANTARA News) - Erosi di wilayah hulu waduk berdampak kepada sedimentasi di area waduk dan akan berimbas mengurangi kapasitasnya dalam pengendalian banjir.

Demikian dikutip ANTARA News dari publikasi laporan tahun 2011 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum (PU)

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto memberi contoh terkait dengan peran bendungan dan waduknya sebagai infrastruktur pengendalian banjir adalah daerah aliran sungai (DAS) Citarum ketika terjadi banjir di kabupaten Karawang.

Di Jawa Barat terdapat 3 bendungan besar beserta waduknya, yaitu Cirata, Jatiluhur, dan Saguling serta masih ada 6 bendungan beserta waduk dan 41 bendungan beserta embung yang berukuran lebih kecil, namun banjir tetap saja masih sering terjadi.

Pada sisi lain, tindakan pengosongan waduk untuk penampungan banjir pada musim hujan menimbulkan kekhawatiran baru akan terjadinya kekeringan akibat ketidakpastian iklim.

Diperlukan pembuktian ilmiah teknis mengingat sudah terjadinya banjir dan kekeringan di beberapa tempat yang cadangan airnya seharusnya selalu terjaga karena adanya fasilitas atau infrastruktur bendungan dan waduknya.


Perubahan tata guna lahan

Perubahan tata guna lahan di hulu daerah aliran sungai (DAS), dalam skala lokal, mengakibatkan perubahan suhu yang bervariasi di berbagai tempat. Sehingga  berakibat pada perubahan pola hujan.

Ada kecenderungan baru yang harus dikenali untuk tiap-tiap DAS, karena ada perubahan intensitas hujan, lama hujan, dan waktu turunnya hujan.

Karena itu pengendalian sedimen di hulu waduk merupakan tindakan yang mendesak. Segala macam tindakan yang mungkin, dapat dikaji untuk diaplikasikan, baik dengan upaya teknik sipil maupun upaya konservasi lahan melalui penanaman pohon dan pembuatan teras.
(E012)

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar