Jumat, 27 Juli 2012

Bendungan Cirata Cianjur

HARGA PAKAN IKAN JAPUNG MELAMBUNG

petani-ikan-cirata
Mahalnya harga pakan ikan yang terus mengalami kenaikan, dikeluhkan para pembudidaya ikan keramba jaring apung (KJA) Waduk Cirata Kab. Cianjur. Kondisi itu membuat usaha mereka semakin terjepit, apalagi akhir akhir ini dihadapkan pada perubahan cuaca yang memburuk dan terjadi upwelling, sehingga banyak petani menderita kerugian. Mereka berharap ada kepedulian pemerintah dan pihak terkait, untuk membantu agar harga pakan ikan jaring apung (japung) tidak terlalu mahal.
Hal itu diungkapkan sejumlah pembudidaya ikan KJA Cirata di Jangari Kab. Cianjur, salah seorang dari pembudidaya, H. Faridudin, Selasa (3/3). Menurut dia, pemerintah sudah beberapa kali menurunkan harga BBM, tetapi belum ada pengaruhnya ke harga pakan ikan. Padahal pihaknya sangat berharap harga pakan ikan bisa mengalami penurunan karena biayanya cukup besar, dan saat ini harganya sudah terbilang tinggi serta memberatkan bagi usaha budi daya ikan di KJA.
Dia sangat menyayangkan pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk menekan kenaikan harga pakan ikan. Padahal itu sangat membantu pembudidaya ikan. Kondisi itu berbeda bila harga pupuk melambung, pemerintah bisa cepat melakukan upaya penanganan. Padahal harga pakan ikan saat ini sudah mencapai Rp 5.150,00/kg, sudah terlalu tinggi dan memberatkan. Sebab bila dihitung hitung, idealnya harga pakan itu sekitar Rp 4.300,00/kg supaya bisa menggairahkan usaha budi daya ikan di KJA.
Menanggapi hal tersebut Kepala Bidang Perikanan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Cianjur Ahmad T. Sofawie mengungkapkan, sulit bagi pihaknya di daerah untuk mengendalikan harga pakan. Namun, pihaknya menganjurkan agar pembudidaya memelihara ikan yang tidak terlalu mengandalkan pakan berupa pelet. Misalnya, ikan nilem dan mola. Kedua jenis ikan itu lebih mengandalkan pakan alami.
Kontribusi minim
Sementara itu, Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Purwakarta menggodok peraturan untuk lebih mengintensifkan pendapatan dari pengelolaan kolam jaring apung di Waduk Jatiluhur. Pasalnya, akibat belum adanya aturan yang jelas dari sekitar 16.000 petak kolam jaring apung yang ada hanya ada sekitar dua ribu petak yang jelas kontribusinya kepada pemerintah daerah.
“Dari sekitar 16.000 kolam jaring apung yang ada di Waduk Jatiluhur Purwakarta, pendapatan asli daerah dari kolam KJA itu hanya Rp 49 juta yang berasal dari dua ribu kolam jaring apung. Untuk itu, sekarang tengah digodok aturannya,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta Herry Herawan kepada “PR”, Selasa (3/3). (A-116/A-86)***

sumber :
bendungan cirata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar