Galih Prasetyo | Pepih Nugraha | Kamis, 12 Juli 2012 | 12:51
KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA
Pasangan calon gubernur dan
wakil gubernur DKI Jakarta Jokowi dan Ahok, usai melakukan wawancara
dengan Kompas TV di Tempat Pemenangan Jokowi-Ahok Jalan Borobudur,
Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2012). Berdasarkan hasil perhitungan cepat,
pasangan nomor urut tiga ini berada pada posisi pertama mengungguli
pasangan Foke-Nara.
TERKAIT
JAKARTA, KOMPAS.com- Pemilihan Umum
Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2012 telah berlangsung Rabu
(11/7/2012) kemarin. Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) lembaga-lembaga survei, dipastikan ada putaran kedua untuk menentukan pemenang, meski rilis resmi KPU DKI belum diumumkan.
Ambil
contoh, hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat ada dua
pasang kandidat cagub-cawagub DKI yang kemungkinan akan bertarung di
putaran kedua, yaitu Foke-Nara dan Jokowi-Ahok. Hasilnya, Jokowi-Ahok
unggul 43,06 persen. Sementara Foke-Nara hanya mengantongi 34,14 persen.
Kenyataan ini tentu melahirkan spekulasi. Banyak yang tak menyangka
Jokowi-Ahok mampu meraup suara yang signifikan.
Siapakah nantinya
yang akan meraih DKI-1? Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate,
Toto Sugiarto mengatakan angin kemenangan mengarah ke arah Jokowi-Ahok
untuk DKI-1. Mengingat warga DKI Jakarta semakin rasional dan plural
dalam menentukan pilihannya.
Toto melihat pasangan nomor urut 3 itu memikat warga melalui track record
dan tentunya program-program nyata. Banyak orang menilai Jokowi sukses
memimpin Solo. Demikian Ahok yang dianggap sukses saat menjadi Bupati di
Belitung.
"Warga melihat track record kandidat,
Jokowi-Ahok tampak menawarkan dan membuat karya nyata melalui
program-program nyata. Itu yang membuat warga memilih mereka," kata Toto
Sugiarto kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (12/7/2012).
Toto
menjelaskan, ada isu properubahan yang sudah terbangun. Di tengah
problematika kota Jakarta, seperti masalah kemacetan, banjir, kemiskinan
dan lain-lain yang sampai hari ini tak terselesaikan.
"Saya
melihat isu properubahan ini sedang gencar-gencarnya. Warga Jakarta
kelihatannya menangkap semangat itu ada di pasangan Jokowi-Ahok," tutur
Toto.
Toto melanjutkan, isu-isu yang dibawa Jokowi menunjukkan
program kerja nyata yang prorakyat. Semisal, bagaimana ia mencari solusi
untuk melindungi para pedagang kakilima, bagaimana orang miskin bisa
terlindungi. Sementara Jokowi juga berhasil menyakinkan warga bahwa
dirinya seolah akan tetap bersama mereka di tengah segala kesulitan.
"Angin
perubahan ini yang dirindukan rakyat. Karena banyak program-program di
DKI Jakarta saat ini yang tidak berjalan," kata Toto.
sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar