Hal ini dimungkinkan terjadi karena diantara keduannya ada salah satu yang tidak jujur. Sehingga mengakibatkan proses atau polemik hukum menjadi berkepanjangan berlarut larut sehingga dapat menguras energy dan biaya yang sangat besar. Kasus terbaru adalah adanya cerita dari mahkamah Konstitusi (MK) yang merasa adanya upaya suap dari seorang oknum bendahara parpol. Akan tetapi oknum tersebut merasa sebaliknya, yaitu adannya semacam rencana rekayasa dari MK guna menjatuhkan nama dan martabat keluargannya dimata publik. Rakyat yang disuguhi berita tersebut menjadi bingung, mana dari keduannya yang benar.
Sebenarnya hal tersebut di atas tidak perlu terjadi apabila diantara keduannya menjunjung tinggi nilai nilai kejujuran. Yang merasa bersalah mengakui kesalahan dan kekilafannya baik kepada sang pencipta yang dibuktikan dengan taubatan nasuha maupun kepada masyarakat berkaitan dengan hubungan muamalahnya.
Walaupun berat kejujuran itu tapi percayalah itu yang terbaik dimata Allah. Pepatah jawa bilang begini Beja wang kang lali luweh beja wang kang eling lan waspadha. Artinya beruntung orang yang lupa (lupa sholat, lupa zakat, lupa berbakti pada orangtua dll) akan tetapi lebih beruntung orang yang selalu ingat dan waspada (ingat mati, ingat sholat, ingat sedekah dll) . Turutkan kata hatimu bro, karena dia ngak bisa boong.karena kalo kita satu kali saja melakukan kebohongan, maka kita akan secara rutin akan terbiasa menutupi kebohongan kita tersebut . Dalam segala hal. Kebohongan ditutupi dengan kebohongan yang lain. Dosa ditutup dengan dos bro . Naudzubikahimindalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar